Header Ads

Membangun Ruang Daur Ulang Kelelahan

Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. (Terjemah Q.S. An-Nisa': 104)

Dalam ayat tersebut, Allah ta’ala mengingatkan bahwa rasa sakit itu bisa dirasakan siapa saja. Orang baik dan jahat memiliki peluang yang sama. Karena keduanya sedang berikhtiar mewujudkan harapan dan mimpinya.

Bedanya orang baik dapat mengharapkan balasan dari Tuhannya. Beda dengan orang jahat yang tidak punya hak untuk berharap. Orang jahat hanya bisa berangan-angan.

Ayat ini inspirasi bagi daur ulang kelelahan manusia. Saat beban begitu menumpuk, baiknya seseorang duduk sejenak. Nafas diambil. Pikiran ditenangkan. Dzikir dilafalkan. Keyakinan akhirat dikuatkan kembali. Terus demikian agar kelelahan emosi berkurang perlahan sampai menipis.

Adapun dalam konteks komunitas, daur ulang kelelahan dapat dilakukan dengan aktivitas-aktivitas yang komprehensif. Ada aktivitas ruhiyah semisal penjagaan shalat jamaah. Ada ijtima’iyah, sosial, semisal konseling. Ada juga qiyadah, kepemimpinan, semisal nasehat.

Komprehensivitas aktivitas ini semoga memberikan ruang kepada siapapun yang masuk komunitas untuk senantiasa optimis dan semangat. Bahwa potensi kebaikan masih ada, juga bersifat adil. Mungkin sebagiannya terlihat, sebagiannya tidak. Mungkin sebagiannya di dunia, sebagiannya di akhirat.  

Sebagai penopang ada aktivitas idarah, administratif dan manajerial. Sifatnya mengatur agar aktivitas-aktivitas yang ada berjalan efektif. Sehingga dampak positif komunitas semakin terasa.

Semakin baik jika ada topangan kepemimpinan. Satu orang mendapatkan amanah untuk mengarahkan, mengayomi, membimbing, sekaligus melayani orang-orang dalam komunitas. Ia juga wakil komunitas untuk berkomunikasi dengan pihak luar.

Tidak berhenti di situ, sang pemimpin bertugas menyelaraskan berbagai aktivitas. Agar komunitas tidak hanya fokus pada satu aktivitas saja. Karena jika itu terjadi ada sisi kemanusiaan yang tidak tersentuh. Terjadilah ketidakseimbangan. Daur ulang kelelahan tidak akan tercapai.  

Tidak lupa sang pemimpin merajut silaturahim antarinsan dalam komunitas. Ia menggerakkan dirinya dan komunitas untuk saling mengenal dan memperhatikan. Kunjungan individual dan ramai-ramai dua kegiatan yang amat terasakan gencar.

Dalam situasi sedemikian semoga komunitas menjadi magnet untuk orang-orang berkenan datang. Awalnya mungkin mereka mencari damai. Tapi kemudian semoga mereka berkontribusi, apapun bentuknya.

Salah satunya mengajak orang lain untuk sama-sama mendaur ulang kelelahan. Mereka aktif melakukan ini. Orang-orang sekitarnya bahkan orang di seluruh dunia diundang oleh mereka. Berbagai media digunakan.

Hambatan bisa bermunculan. Akan tetapi dengan istiqomah, semoga Allah ta’ala turunkan pertolongan. Sehingga upaya menciptakan kedamaian lewat daur ulang kelelahan berhasil. 

Wallahu a’lam.


Diberdayakan oleh Blogger.