Praktik Numerasi untuk Minimalisasi Bullying dalam Kelas
Bullying, terutama yang bersifat verbal, kerap terjadi di
kelas. Ada yang berbentuk komentar atas fisik, plesetan nama sesama peserta
didik, sampai menyebut-nyebut nama orangtua. Alhasil, seluruh warga kelas
merasa tidak nyaman.
Di sisi lain, jurus
penyelesaian yang dimiliki guru kadang terbatas pada ceramah satu arah. Apalagi
sering terjadi ketidakadaan data kuantitatif. Guru hanya berpijak pada kejadian
demi kejadian. Padahal intepretasi atas berbagai kejadian itu variatif.
Dari sinilah kiranya
diperlukan praktik numerasi sebagai satu alternatif. Data kuantitatif tersedia.
Guru dapat menjadikannya sebagai pijakan dialog dua arah. Selain itu, guru dapat
menjadikannya sebagai tolok ukur berkelanjutan. Hal lainnya, numerasi peserta
didik terasah.
Berikut salah satu praktik
numerasi yang bisa dilakukan.
Sasaran: Murid kelas IV-VI.
Bahan
-
Sticky note / kertas HVS.
-
Isolasi / perekat kertas.
Langkah
-
Guru menyampaikan keinginan untuk mengetahui seberapa
betah peserta didik di kelas.
-
Guru menyediakan angka 2, 4, 6, 8, dan 10.
-
Guru menyampaikan bahwa angka 2 menunjukkan peserta
didik sangat tidak betah; semakin tinggi angka menunjukkan semakin betahnya peserta
didik.
-
Guru membagikan sticky note kepada peserta didik.
-
Peserta didik menuliskan nama dan angka pada sticky
note.
-
Peserta didik dipasangkan dengan teman terdekatnya.
-
Secara berpasangan, peserta didik diminta menjumlahkan
dua angka tersebut lalu membagi dua.
-
Setiap pasangan peserta didik menerima satu sticky
note.
-
Setiap pasangan peserta didik menuliskan kedua
namanya, juga angka hasil perhitungannya.
- Setiap pasangan peserta didik mengutus satu orang
untuk menempelkan sticky note-nya di papan tulis.
- Guru dan seluruh peserta didik mendiskusikan
angka-angka yang tertempel.
Di
pendahuluan guru menyampaikan:
- Besarnya keinginan guru untuk mengetahui seberapa
betah peserta didik di kelas.
- Pentingnya peserta didik mengikuti arahan guru dalam
kegiatan ini.
- Pentingnya peserta didik jujur dalam kegiatan ini.
Saat
memasangkan peserta didik, guru menyampaikan:
- Adanya potensi kesalahan dalam penilaian kita yang
berikan sehingga penilaian orang lain perlu diperhatikan.
- Adanya kebaikan jika penilaian kita digabungkan dengan
penilaian orang lain, yakni saling melengkapi dan menguatkan.
Setelah sticky
note tertempel di papan tulis, guru menyampaikan:
- Apresiasi kepada semua peserta didik.
- Ajakan refleksi atas angka-angka yang tertempel di
pasang tulis.
Cakupan
refleksi:
- Apakah angka-angka yang terpasang di papan tulis
menunjukkan situasi kelas yang baik?
- Situasi kelas seperti apa yang paling dominan saat
ini?
- Siapa yang paling merasakannya?
- Siapa yang bisa merubahnya? Guru, satu orang peserta
didik, atau seluruh warga kelas?
- Langkah apa yang bisa dilakukan oleh seluruh warga
kelas?
Keterampilan
Numerasi
- Penghitungan rerata.
- Pengelolaan data.
- Intepretasi data.
Keterampilan Komunikasi
- Menyampaikan pendapat.
- Mendengarkan pendapat orang lain.
- Menganalisis masalah.
- Menyusun solusi bersama.
- Menyusun tindak lanjut.
Rambu-rambu
- Guru tidak perlu menyebutkan bahwa peserta didik akan
melakukan penghitungan rerata.
- Ada kelas yang terbiasa dialog dua arah, ada yang
belum. Di kelas yang belum terbiasa dialog, guru perlu terus mendorong agar
dialog dua arah terjadi. Caranya dengan memberikan apresiasi terhadap berbagai
masukan peserta didik.
- Guru perlu mengelola emosi jika ada peserta didik yang tidak relevan dalam berpendapat. Dengan pengelolaan emosi yang baik, guru berkemungkinan besar sukses dalam mengelola dialog dua arah.
Post a Comment