Header Ads

Sebuah Pesan di Keragaman Manusia

   Manusia beragam. Ini bisa dilihat dari berbagai sisi. Ada sisi kelamin, usia, harta, hingga tingkat pengetahuan.

Uniknya lagi, keberagaman yang ada kadang tidak bersifat dua opsi: A atau B. Opsinya kadang lebih dari dua. Ada yang tiga opsi, empat, dan seterusnya.

Allah ta’ala menciptakan keberagaman ini tentu dengan seuntaian hikmah. Tidak ada keisengan atau asal-asalan. Pada semua yang diciptakan-Nya ada hikmah. Perlu manusia menggali hikmah-hikmah tersebut. Semoga pikiran, jiwa, dan hidupnya lebih baik setelah penggalian berbagai hikmah dilakukan.

Salah satu hikmah yang bisa ditemukan dalam keberagaman manusia adalah tingkatan manusia. Secara umum, ada manusia di tingkatan atas, ada pula di bawah. Ada manusia dengan kategori unggul, ada pula di bawahnya.

Akan tetapi, terkadang sulit untuk menentukan siapakah manusia yang berada di tingkatan paling atas. Karena manusia sangat banyak dan tersebar luas. Di satu tempat mungkin seorang manusia ditempatkan di posisi tertinggi untuk satu keunggulan, tapi ternyata di tempat berbeda ada manusia lain yang berposisi lebih tinggi.

Dari sini ada pepatah lahir, di atas langit masih ada langit. Seorang manusia dengan posisi tinggi bisa jadi diungguli manusia lain, disadari ataupun tidak. Apalagi Allah ta’ala punya kuasa. Hari ini si A unggul, besok pagi bisa berubah.

Oleh karena itu, satu amanat pentingnya, hendaklah manusia jauh dari sombong. Karena bagaimanapun, kemuliaan mutlak ada pada-Nya. Manusia hanya dititipi. Kapanpun bisa diambil.

Firman-Nya, “Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia.” (Terjemah Q.S. Al-‘Alaq: 3) 

Yang kemudian bisa dilakukan manusia adalah memilih, jalan kemuliaan mana yang akan ditempuh. Bisa jadi harta dipilih sebagai jalan kemuliaan. Simpangan besarnya ada dua, menikmati sendiri harta yang ada atau membagikannya. Jika harta dibagikan, sejumlah pertanyaan muncul: atas dasar apa harta dibagikan, kepada siapa, seberapa banyak, dan bagaimana membagikannya.

Bisa jadi pengetahuan dipilih sebagai jalan kemuliaan. Simpangan besarnya ada dua juga, menikmati sendiri pengetahuan yang dimiliki atau membagikannya. Jika pengetahuan dibagikan, sejumlah pertanyaan muncul juga.

Bisa jadi amal shaleh dipilih sebagai jalan kemuliaan, bisa juga lainnya. Misalnya keindahan tubuh. Simpangannya tentu ada, sejumlah pertanyaan akan muncul juga.

Manusia yang memahami firman-Nya melalui iqro’ bismirabbik berkelanjutan tidak akan pernah bingung memilih jalan. Tak akan ada kebingungan juga saat berbagai pertanyaan muncul. Karena pikiran, jiwa, dan hidupnya sudah searah dengan arahan-Nya. Wallahu a’lam.

Diberdayakan oleh Blogger.