Perilaku dan Sistem Ekonomi Yang Jahat
Seorang peziarah kelelahan. Dia memilih berhenti sejenak. Makam di dataran tinggi itu memang menantang. Tidak jauh dari tempat pemberhentian peziarah tersebut, sekumpulan abang ojek tawarkan jasa. "Sepuluh ribu saja," ujar mereka. Peziarah itu menerima tawaran abang-abang ojek. Langsung dia mendekat. Namun setelah dia berada di tengah kumpulan abang ojek, ada pemberitahuan bahwa harga berubah. "Tiga puluh ribu," ujar mereka. Peziarah merasa dibohongi tapi terdesak. Jika keluar dari kumpulan abang ojek, mungkin dia bakal dibully bahkan dipermalukan. Merasa di posisi lemah, dia turuti permainan harga yang ada. Kemudian dia teringat pada serangkaian ayat tentang perilaku curang dalam perdagangan. "Celakalah orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, minta dicukupan. Dan apabiila mereka menakar untuk orang lain, mencurangi." (Terjemah Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3) Dalam ayat tersebut, perilaku curang digambarkan tidak dilakukan individual. Ini menunjukkan kemungkinan perilaku curang dilakukan komunal. Bahkan bisa kemudian sistem curang terbangun. Jika sudah demikian, kecurangan bisa menguat. Penindasan siap dilakukan. Bisa kelemahan dimanfaatkan. Empati tiada lagi. Yang penting untung diraup. Semakin besar kecurangan sistemik, mudharatnya lebih besar. Cakupannya lebih luas. Dampaknya lebih mengerikan. Kadang permainan propaganda menyertai. Seakan kecurangan sistemik membawa kebaikan. Padahal kerusakan telah diakibatkan. Oleh karena itu, perlu perilaku curang dalam ekonomi diatasi simultan: individual dan komunal, budaya dan sistem, serta kontra-wacana dan solusi alternatif. Perlu kiranya konsolidasi energi baik komunal dilakukan. Tidak mungkin kecurangan sistemik dilawan sendiri. Ada begitu banyak dimensi yang perlu dipenuhi. Berkaca dari ayat-ayat yang pertama kali turun, dari Al-'Alaq hingga Al-Fatihah, energi baik dibentuk di tingkat individu lalu diikat dalam satu komunitas sistemik. Tahapan-tahapan tarbiyah dijalani. Terus ini dilakukan hingga kemudian Allah ta'ala karuniakan kekuatan yang nyata, kekuatan yang siap memikul pertolongan-Nya. Dengan kekuatan ini, semoga dunia dapat merasakan indahnya kehidupan tanpa kezhaliman. Wallahu a'lam.
|
Post a Comment